Sabtu, 01 Oktober 2011

artikel filsafat ilmu

(TUGAS INDIVIDU FILSAFAT ILMU)
PROBLEMATIKA KENAKALAN SISWA SMP NEGERI 3 RUPAT
KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS
DOSEN : Prof.Dr.Almasdi syahza,SE,MP


OLEH
KELAS : D ( E.mail : rdhan75@gmail.com

PROGRAM PASCA SARJANA
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2011




BAB I
PENDAHULUAN

Kita menyadari bahwa anak yang manduduki bangku sekolah menengah Pertama (SMP) telah memasuki usia remaja,dalam perkembangan jiwanya mereka sedang mencari jati diri,karena seseorang baru meninggalkan masa anak-anak utnuk menuju masa selanjut yaitu tahap kedewasaan.
Masa remaja (usia SMP) yang juga disebut sebagai masa peralihan,segala persoalan problema yang terjadi pada masa ini,erat kaitannya dengan usia yang mereka lalui dan sangat erat pengaruhnya dengan lingkungan dimana mereka berada.Masa ini juga merupakan masa yang sering ditakuti oleh orang dewasa ( orang tua,guru,dan masyarakat) karena anak pada usia remaja ini mudah dan cepat terpengaruh apa yang terjadi dilingkungannya baik itu dilingkungan masayarakat,keluarga dan sekolah,yang memperihatikan kita jika pengaruh lingkungan itu adalah negatif ini akan sangat berbahaya terhadap perkembangan anak tersebut.
Pada masa usia SMP (masa remaja) terdapat banyak hal baru yang terjadi, dan biasanya lebih bersifat menggairahkan, karena hal baru yang mereka alami merupakan tanda-tanda menuju kedewasaan.Dari masalah yang timbul akibat pergaulan, keingin tahuan tentang asmara dan seks, hingga masalah - masalah yang bergesekan dengan hukum dan tatanan sosial yang berlaku di sekitar remaja.
Bagi sebagian besar orang yang baru berangkat dewasa bahkan yang sudah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup mereka. Kenangan terhadap saat remaja merupakan kenangan yang tidak mudah dilupakan, sebaik atau seburuk apapun saat itu. Sementara banyak orangtua yang memiliki anak berusia remaja merasakan bahwa usia remaja adalah waktu yang sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orangtua dan remaja itu sendiri. Banyak orangtua yang tetap menganggap anak remaja
1

mereka masih perlu dilindungi dengan ketat sebab di mata orangtua para anak remaja mereka masih belum siap menghadapi tantangan dunia orang dewasa. Sebaliknya, bagi para remaja, tuntutan internal membawa mereka pada keinginan untuk mencari jatidiri yang mandiri dari pengaruh orangtua. Keduanya memiliki kesamaan, yaitu bahwa remaja adalah waktu yang kritis sebelum menjalani hidup sebagai orang dewasa. Mengapa para remaja seringkali merasa tidak dimengerti dan tidak diterima oleh lingkungan sekitarnya? Mengapa remaja seolah-olah memiliki masalah unik dan tidak mudah dipahami?MasaRemajaMasa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi.
Jelas sudah bagi kita tentang keadaan usia SMP (remaja) dengan berbagai tingkat perkembangannya.Di SMP Negeri 3 rupat problematika kenakalan remaja untuk ukuran siswa-siswa yang ada diperdesaan bahkan termasuk daerah IDT (Inpres Desa Tertinggal)sehingga tenaga guru PNS mendapat tunjangan khusus.kenakalan siswa tidak hanya berlaku dilingkungan sekoloh akan tetapi sudah merembes kekehidupan masyarakat walaupun tidak separah kenakalan-kenakalan siswa yang berada diperkotaan namun ini sudah cukup memperihatikan jika hal ini tidak ditangani secara serius akan berakibat patal bagi perkembangan siswa untuk menuju masa depannya yang lebih baik
dan juga menghambat prestasi siswa dalam berlajar.

2



Kenakalan-kenakalan siswa yang terjadi dilingkungan sekolah diantaranya :
1.Merokok
2.HP yang didalam nya ada gambar-gambar porno
3.Melakukan pemerasan
4.tidak masuk kelas pada-mata pelajaran tertentu
5.sering tidak hadir kesekolah
Kenakalan siswa yang terjadi didalam masyarakat,yang terlihat jelas di iantaranya :
1.sering keluar malam
2.ada yang meminum minuman keras
3.Menghisap lem
4.mengambil hak orang lain
Dari hal diatas walaupu ini tidak dilakukan oleh banyak siswa akan tetapi dilakukan sebagian kecil .ini juga cukup berbahaya jika tidak ditangani dengan segera dikhawatirkan akan banyak membawa pengaruh terhadap siswa- siswa yang lain,karena pengaruh lingkungan teman bermain ini tidak bisa diabaikan begitu saja.Untuk jelasnya akan dibahas pada bab berikut
Tentang bagai mana solusi terhadap problematika kenakalan siswa SMP Negeri 3 rupat Kabupaten Bengkalis.

3


BAB II
PEMBAHASAN

Pembangunan nasional tidak dapat diselesaikan dalam satu atau dua generasi, tetapi harus dilakukan secara berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pembangunan Indonesia pembangunan manusia seutuhnya sebagaimana tercantum dalam GBHN (1993:11) :
“Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional dilaksanakan merata di seluruh tanah air dan tidak hanya satu golongan atau sebagian dari masyarakat, serta harus benar-benar dirasakan seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial, yang menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia”.
Dalam pemikiran tersebut, betapa pentingnya generasi muda masa kini yang akan mengambil tongkat estafet pelaksanaan pembangunan yang tangguh. Namun siswa kita sekarang ini nyaris menjadi masalah Nasional yang kritis. bukan rahasia lagi kenakalan siswa di kota-kota besar dewasa ini merembet ke kampung-kampung dan desa-desa. Para siswa banyak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti laki-laki memakai kalung, giwang, gelang dan rantai yang berlebihan dan juga pergaulan yang tanpa batas di kalangan siswa yang makin meluas itu merupakan goncangan kultural yang mengancam generasi masa depan bangsa. Kurangnya wibawa dan peranan orang tua dalam pendidikan, serta penggunaan waktu luang yang tidak efektif dikalangan siswa, itu semua merupakan masalah kita.
Masa depan generasi kita banyak yang dibebankan pada dunia pendidikan, sebab pada dasarnya pendidikan adalah tempat penempatan manusia untuk masa depannya. Pelaksanan pendidikan itu perlu dimulai dari pendidikan dalam keluarga. Keluarga sebagai persekutuan hidup dalam unit kecil, adalah merupakan lingkungan pendidikan utama yang banyak memberikan pengaruh mendalam terhadap kepribadian anak.
Shihab (1993:255) mengatakan keluarga adalah umat yang terkecil yang memiliki pimpinan dan anggota ,mempunyai pembagian tugas dan kerja serta
4
hak-hak dan kewajiban masing-masing anggota. Langgulung (1986:374) menyatakan hal yang senada bahwa keluara merupakan organisasi sosial yang terkecil dan tempat pendididikan anak yang pertama.
Dari dua pandangan diatas menurut penulis keluaraga itu adalah tempat awal atau pertama proses pendidikan itu berlangsung,oleh sebab itu haruslah keluarga mengambil berat tentang pendidikan ini dengan membekali anak-anak akhlak-ahklak mulia dengan pemberian contoh yang baik yang dilakukan oleh orang tua sebagai pendidik yang pertama.
Dalam makalah ini penulis lebih banyak meninjau peran dan fungsi keluarga dalam mengatasi problematika siwa lebih menitik beratkan menurut tinjauan ajaran islam,karena ajaran islam banyak memberikan solusi dalam mengatasi permaslahan kenakalan ini. Marwah (1994:207) bahwa keluarga mempunyai peranan penting yaitu :
1.Sebagai “educator dan Role model “ maksudnya orang tua menjadi pendidik inti dari anak anaknya yang memberikan contoh-contoh teladan yang baik
Terhadap anak-anaknya dan pelaziman yang dilakukan secara konsisten.
2.Sebagai “motivator “ maksudnya orang tua perlu memberikan motivasi kepada anak-anaknya untuk mempertajam kepekaan mereka terhadap ajaran agama misalnya tentang akhlak.
3.Sebagai “selector” maksudnya orang tua membantu menyaring imformasi yang diserap oleh anak-anaknya,misalnya program Televisi (baik atau tidaknya),teman bermain,serta budaya-budaya yang merusak jiwa anak.
4.Sebagai ”fasilisator” maksudnya kelurga diharapkan mempaslitasi perkembangan-perkembangan anaknya kearah yang lebih baik.
Sudjana (Dalam Rakhmat : 1993:53) membahas dua peranan utama keluarga:
1.Keluarga sebagai pendidik ; satuan pendidikan meliputi pembinaan hubungan dalam keluarga,pemeliharaan dan keseharan anak,pendidikan anak dalam keluarga,serta sosialisasi anak hubungannya antara keluarga dan masyarakat.
2.Keluarga sebagai da’i (pendakwah); keluaga berperan mendorong anggota keluarga melakukan kebaikan dan melarang kemungkaran sehingga tercapainya kebahagiaan dunia maupun akhirat.
5

Rahmat (1986:121) membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
1.fungsi Ekonomis ;keluarga merupakan satuan sosial yang mandiri ,dimana anggota keluarga mengkonsumsi barang yang beraneka ragam
2.fungsi sosial ;keluarga memberikan prestise dan status didalam keluarga
3.Fungsi protetif; keluarga melindungi anggota keluarganya dari ancaman fisik,jiwa,ekonomis dan sosial.
4.fungsi relegius ; keluarga memberikan pengalaman keagamaan pada anggota keluarganya
5.fungsi educatif ; memberikan pendidikan kepada anak-anaknya
6.fungsi rekrreatif ; keluarga merupakan pusat rekreasi yang menyenangkan bagi anggota keluarganya.
7.fungsi efektif ; keluarga merupakan pusat kasih sayang dan keturunan.
Dari pandangan diatas disini penulis melihat bahwa keluarga juga mempunyai peran dan fungsi yang bukan hanya tempat melahirkan anak,akan tetapi keluarga ibarat sebuah mesjid tempat memberikan pengalaman beragama pada anak,sebagai sebuah madrasah yang menanamkan norma-norma agama serta pemeberian contoh dan tauladan yang baik,sebagai sebuah rumah sakit tempat memelihara dan merawat kesehatan jasmani dan rohani anggota keluarganya.Atas dasar ini juga siwa bukan hanya tanggung jawab sepenuhnya diberikan pada lembaga pendidikan,namun keluargalah pemegang peran utama dalam hal pendidikan,karena keluarga merupakan mata rantai dalam proses pendidikan yang sama sekali tidak dapat dipisahkan.
Ajaran Islam memberikan tanggung jawab ini kepada keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya sebagai mana firman Allah SWT dalam QS:At-tahrim : 6 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Dari ayat ini orang tua mempunyai peranan yang sangat penting atas bahagia atau celakanya anak-anak mereka baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.

6



Terjadinya penyimpangan siswa SMP 3 Rupat didalam masyarakat mayoritas muslim,lebih disebabkan oleh lingkungan teman bermain siswa tersebut yang kurang diperhatikan oleh orang tua sehingga terjadinya kenakalan-kenakalan tersebut.Tidak dipungkiri bahwa teman sepermainan bagi anak itu penting karena anak membutuhkan sahabat dan teman,yang diharapkan dapat memberikan pengaruh positif yang saling mengisi diantara mereka,tetapi yang menjadi persoalan yang perlu diperhatikan olah orang tua siapa yang menjadi teman sepermainannya. Hamid (1988:41) meyatakan : “ anak membutuhkan kesempatan berhubungan dengan teman-teman supaya mereka mengetahui perbedaan-perbedaan dalam hal keperibadian, pada dasarnya jika orang tua memilih teman bermain anaknya berarti mengajarkan pada mereka untuk memikul tanggung jawab dan kalau orang tua memberikan kebebasan untuk memilih teman sepermainan,maka orang tua mempunyai tugas untuk meyakinkan mereka benar-benar telah memilih teman yang baik”
Jadi orang tua dituntut untuk betul-betul memperhatikan teman sepermainan anak-anaknya,yakni dengan menjahui anaknya berteman dengan teman yang merusak dan tempat yang merusak, sehingga kenakalan-kenakalan dapat dihindari. Jadi solusi yang cukup efektif untuk mengatasi kenakalan terhadap siswa SMP Negeri 3 rupat peran orang orang tua sangat lah penting,dan juga perlu ditingkat kan kerja sama pihak sekolah dalam meghadapi problematika ini. hal harus dilkukan dalam tiga hal yaitu :
1.orang tua selalu meminta informasi dari pihak sekolah tentang perkembangan perilaku maupun perkembangan belajar anak-anaknya.
3.orang tua harus selalu memberikan imformasi tentang perkembangan perilaku dan perkembangan belajar anaknya dalam keluarga kepada pihak sekolah.
2.orang tua selalu menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak sekolah.


7



Yang tidak kalah pentingnya masayarakat dimana tempat atau lingkungan siswa itu berdomisili yang tidak harus menutup mata,karena masih ada sebagian kecil masyarakat jika terjadi kenakalan dikalangan siswa ini pihak sekolah yang menjadi kambing hitamnya yang menurut mereka sekolah tidak mampu untuk memperbaiki moral atau akhlak siswa,menurut penulis ini disebab ketidak tahuan mereka tentang tanggung jawab pendidikan ini juga terpikul pada bahu masyarakat.Keberhasilan sebuah pendidikan sangat ditentukan oleh tiga hal :
1.Lingkunagn keluarga tempat pendidikan pertama .
2.sekolah atau lembaga pendidikan yang merupakan keluarga kedua bagi siswa
3.Lingkungan masyarakat dimana tempat siswa tersebut tinggal dan menghabiskan sebagian besar waktunya.
Tiga komponen diatas hakekat ibarat sebuah mata rantai yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena semua itu saling mempengaruhi,kalau ketiga komponen ini berjalan serentak, tidak salah kalau kita katakan kenakalan siswa ini dapat kita atasi dengan mudah.
Dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP 3 Rupat, masyarakat harus punya kepedulian atau mengambil peran penting
dalam menanggulangi kenakalan remaja antara lain dengan:
1.Memberi nasihat secara langsung kepada anak yang bersangkutan agar
anak tersebut meninggalkan kegiatannya yang tidak sesuai dengan
seperangkat norma yang berlaku, yakni norma hukum, sosial, susila dan
agama.
2.Membicarakan dengan orang tua/wali anak yang bersangkutan dan
dicarikan jalan keluarnya untuk menyadarkan anak tersebut.
3.Langkah yang terakhir, masyarakat harus berani melaporkan kepada
pejabat yang berwenang tentang adanya perbuatan kenakalan yang sudah

8


Mengarah pada tindakan melawan hukum ,ini agar dapat segera dilakukan
Langkah-langkah prepentif.
Usaha lain yang tidak kalah pentingnya yang harus dilakukan masyarakat melalui tokoh-tokoh agama yaitu dengan memperbayak kegiatan pengajian atau majelis taklim dimana remaja sebagai sasaran utamanya.Dengan kegiatan ini dapat membekali diri siswa dengan pengetahuan agama,baik itu aqidah,ibadah dan akhlak sehingga ini dapat mengatasi kenakalan siswa yang berada dalam lingkungan masyarakat.
Kenakalan siswa yang terjadi dilingkungan sekolah,guru dan seluruh komponenem sekolah megang peranan penting dalam mengatasi hal ini,Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pencetak generasi penerus bangsa, seharusnya dapat membuat generasi yang berkepribadian baik, bermoral, dan bertanggung jawab. Sehingga pantas menjadi calon pemimpin dimasa yang akan datang.Dan guru, sebagai salah satu komponen dari lembaga tersebut, seharusnya bukan hanya menitik beratkan pada transfer ilmu kepada siswanya tetapi juga harus bisa membentuk karakter siswa yang jauh dari hal-hal negatif, sehingga pantas menjadi calon pemimpin di masa yang akan datang, bukan membentuk generasi “rusak” yang penuh dengan kenakalannya.
Menurut penulis sebagai seorang guru,dalam mengatasi kenakalan siswa harus proaktif yang dimulai dari pribadi guru itu,adapun peran yang harus dilakukan antara lain :
1.guru harus menjadi rool model bagi siswa
2.guru harus selalu memotivasi siswa dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.
3.guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
Menyenangkan bagi siswa.

9


4.guru harus cepat tanggap terhadap permasalahan-permasalahan
yang dihadapi siswa.
5.guru harus mampu menjalin kerja sama dengan wali murid dengan
Memberikan informasi tentang perkembangan siswa.
6.guru harus mampu menjadi penasehat yang terbaik dalam mem –
bimbing siswa.
Secara kelembagaan ( sekolah ),untuk mengatasi kenakalan siswa SMP Negeri 3 Rupat telah membuat beberapa kebijakan,dengan membuat peraturan-peraturan yang langsung berkerja sama dengan komite sekolah untuk mengatasi problematika kenakalan siswa ini secara umum antara lain :
1.bagi siswa yang kedapatan merokok ini langsung dipanggil wali murid
2.bagi siwa yang melanggar disiplin sekolah diberikan sanksi yang sesuai
dengan tingkat pelanggarannya
3.mengadakan program keagamaan seperti kelas fardhu a’in,muhdarah.
4.memanggil pihak keamanan setempat untuk memberikan penyuluhan
hukum kepada siswa.
5.terhadap siswa yang tidak dapat dibina akan dikembalikan kepada orang
tuanya.
6.memberikan informasi perkembangan siswa kepada orang tua.
Untuk mengatasi kenakalan-kenakalan siswa ini,tidak bisa dilakukan hanya satu pihak,seluruh kompenen yang mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku siswa harus saling berkerja sama,baik itu keluarga,masayarakat dan pihak sekolah,kalau ketiga komponen ini berjalan dengan baik tidak mustahil masalah kenakalan siswa ini dapat teratasi baik yang terjadi dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat.


10



BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.Kenakalan siswa atau perilaku menyimpanng ini diakibatkan proses perkembangan jiwa dalam mencari jati dirinya
2.Faktor yang paling dominan yang menyebabkan siswa (SMP N 3 Rupat) melakukan tindakan kenakalan sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama teman sepermainan.
3.Untuk mengatasi kenakalan siswa ,peranan orang tua sebagai lembaga pendidikan pertama sangatlah diutamakan,demikian juga masayarakat
4.lembaga pendidikan harus menangani kenakalan siswa secara serius dan kontiniu dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak ; keluarga,masyrakat,tokoh-tokoh agama,pemerintahan Desa dan Aparat keamanan setempat

Daftar Pustaka :
Depag .1989.Al-quran dan Terjemahan . Semarang : Toha Putra
GBHN 1993
Hamid Khalik, Hamid Abdul.1988.Bimbing Anakmu Mengenal Allah.jakarta
Langgulung,Hasan.1986. Manusia dan Pendidikan.Jakarta :Pustaka Al-Husna
Daud Ibrahim,Marwah.1994.Teknologi Emansifasi dan Transendensi.Bandung
Mizan
Rahmat,Jalaluddin.1991.Islam Alternatif .Bandung : Mizan
Rahmat,Jalaluddin dan Mukhtar Gandatmaja(peny).1993.Keluarga Muslim
Dalam Masyarakat Moderen.Bandung : Rosda Karya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar